PETANI DESA BORENG & BLUKON KECAMATAN LUMAJANG BERHARAP PEMERINTAH SEGERA MELAKUKAN PERBAIKAN CHEKDAM GAMBIRAN CEGAH KRISIS AIR
Semenjak jebolnya chekdam Gambiran akibat luapan banjir lebih tiga tahunan lalu, para petani di desa BORENG dan BLUKON sangat kekurangan / krisis air untuk pengolahan lahan pertaniannya.
Selama lebih tiga tahunan petani di Desa BORENG dan BLUKON yang ingin mengolah lahan pertaniannya harus memakai pengairan dari sumur bor dengan menggunakan mesin diesel yang biayanya tidak sedikit.
Lahan pertanian di Desa BORENG yang terdampak kekurangan/ krisis pengairan sekitar ada 200 ha , ungkap ZAENAL SAIFUDDIN selaku kepala Desa BORENG.
Tidak hanya krisis air untuk pengolahan pertanian saja, namun sempat sumur sumur warga juga kering, baik di Desa BORENG maupun BLUKON.
( Chekdam Gambiran yang jebol ).
( Jalur irigasi yang terhambat ).
Dikarenakan irigasi terhambat karena jebolnya chekdam Gambiran, maka biaya operasional bila petani maksa mau bercocok tanam padi atau jagung ya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit kalau memakai pengairan dari sumur bor, ungkap Iman petani dari Desa BLUKON.
Sekali pengairan biayanya 300 ribu, padahal mulai tanam hingga panen memerlukan tiga kali pengairan, lanjut Iman.
Bahkan ketika sumur mengering, untuk beli air bersih satu galon duaribu rupiah itupun para warga saling berebutan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, lanjut Iman.
Harapan kami semoga checkdam Gambiran bisa segera diperbaiki sehingga irigasi kembali lancar dan Desa BORENG dan BLUKON normal menjadi lumbung padi yang merupakan kebanggaan Desa kami, tutur UNANG SURONO Kepala Desa BLUKON.
Setelah awak media klarifikasi pada Dinas PUTR Lumajang infomasinya Alhamdulillah kita sudah berdiskusi bersama UPT PSDA WS BORU Prov Jatim, Kelompok HIPPA, POKTAN terkait kerusakan & rencana penanganan Dam tersebut, ungkap JOKO melalui washapnya.( KANGSAN MP3 ).
Komentar
Posting Komentar